Selasa, 29 Mei 2012

Saya Cinta HKBP

Saya adalah seorang perempuan dari kampung yang mencoba untuk bersaing di kota Jakarta, berjuang untuk mencari pekerjaan dan melanjutkan pendidikan. Sulastry Napitupulu, itulah nama yang diberikan kepadaku dan saya berasal dari kampung Tampahan, Desa Gurgur Aek Raja, Kecamatan Tampahan yang saat ini tinggal di Jl. Perintis No.13 12910 Karet-Setia Budi, Sudirman, Jakarta Selatan.
Saya senang dan bangga menjadi orang batak dan dilahirkan dari keluarga yang berasal dari suku Batak. Kebanggaan itu berasal dari nilai kehidupan yang diajarkan keluarga melalui Bible  dan parsaoran. Saat ini kita bisa lihat perkembangan suku Batak mengalami kemajuan; menjadi pemimpin dan pengusaha-pengusaha yang sukses. Akan tetapi, di dalam gereja meskipun banyak orang batak yang sudah memiliki pengaruh di Negara ini, justru saat ini HKBP memiliki point-point yang harus dibenahi demi kemajuan HKBP itu sendiri. Saya juga merasakan hal yang sama di tempat saya mengikuti ibadah setiap hari minggunya yakni di gereja HKBP Sudirman, Jakarta Selatan. Saya sangat bangga bahwa ada gereja yang bisa berdiri dan terletak di pusat kota dan salah satu daerah elit di Jakarta.
Beberapa hal yang perlu dibenahi berhubungan dengan banyak anak muda-mudi yang dulunya di kampungnya beribadah di gereja HKBP tetapi setelah mereka menginjakkan kaki ke kota, mereka justru berubah haluan atau beribadah ke beberapa gereja lainnya hal ini perlu diperhatikan. Jumlah muda-mudi yang mengikuti ibadah pagi dan sore sedikit jika dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya. Hal ini dipengaruhi perkembangan kebudayaan beribadah yang lebih banya bernyanyi sambil meloncat-loncat dan bertepuk tangan dibandingkan dengan mendengar Firman Tuhan. Sementara ibadah di HKBP sering dikatakan membosankan, karena monoton dan tidak girang.
Ada juga anggapan yang menyatakan bahwa peraturan di HKBP terlalu kaku seperti dalam hal berpakaian. Kebanyakan kaum pemudi lebih senang menggunakan pakaian seperti ke pesta malam. Menurut saya, cara berpakaian seseorang dapat mengganggu orang di sekitar kita atau mungkin saja membuatnya tidak konsentrasi untuk beribadah dan lagipula sebagai perempuan Batak harus menjunjung tinggi kesopanan dan budaya hormat.  Karena kita adalah generasi berikutnya yang harus menjungjung tinggi kebudayaan dan adat – istiadat kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang perhatian, ya nggak teman-teman.
Kemudian masih banyak juga Pendeta HKBP yang belum mampu memberikan dan menyampaikan isi khotbah mereka dengan jelas ke jemaat apalagi bagi kaum pemuda. Ada anggapan yang menyatakan banyak pendeta HKBP yang terlalu lama menjelaskan isi alkitab tersebut tanpa ada pengaplikasiannya dalam kehidupan jemaat dan komunikasinya hanya satu arah.
Dari ketiga hal di atas, diperlukan kesadaran dari para pemuda untuk tetap beribadah diperantauan dan orang tua hendaknya tetap mendorong, memperhatikan dan mengingatkan anaknya dalam beribadah sebab keluarga dan orang tua itulah wadah yang paling dekat bagi para pemuda untuk membentuk kepribadian yang baik. Pemaparan ini berdasarkan kecintaan saya kepada HKBP agar setiap pemuda mau membangun HKBP menjadi lebih baik lagi.
Beberapa bulan setelah saya menginjakkan kaki di Jakarta ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan naposobulung Sudirman. Akan tetapi karena kesibukan dan masa penyesuaian saya di kantor tempat saya bekerja serta di tempat kuliah, menjadi penghalang saya untuk melajutkan bergabung dengan mereka. Saya hanya bisa bergabung dengan emreka selama satu bulan saja. Dan rata-rata, hal inilah yang merupakan beberapa contoh  penghalang  muda-mudi untuk terlibat dalam aktifitas HKBP yakni kesibukan di Jakarta ini sangat memakan waktu dan pikiran, hingga kita melupakan hal-hal yang kita sayangi, cintai  atau yang sudah ditargetkan untuk kita lakukan di gereja kita itu sendiri.

Hampir satu tahun saya menjalani kesibukan saya sebagai seorang karyawan dan mahasiswa di universitas Bina Nusantara, hal itu telah membuat saya hampir lupa dengan rasa cinta saya akan HKBP. Akan tetapi puji Tuhan melalui kejadian menulis artikel ini, akhirnya saya diingatkan kembali  untuk menunjukkan  rasa cinta saya akan HKBP.

Jika kita menyadari, ternyata banyak sekali tindakan yang bisa dilakukan dalam rasa cinta kita akan HKBP, baik dengan menunjukkan rasa cinta, perhatian, kepedulian, dan pengorbanan ke sesama kita terlebih dahulu. Akan tetapi, ternyata masih belum banyak bisa saya lakukan untuk itu,  Semenjak ketidakaktifan saya di organisasi naposo, saya menyadari bahwa hal sekecil apapun itu, akan memberikan hasil yang besar jika kita kerjakan dengan hati yang tulus, Semenjak kejadian itu saya menanamkan dalam hati saya untuk bertindak terhadap rasa cinta itu, baik itu tindakan yang kita lakukan adalah hal-hal  yang sederhana di dalam kehidupan saya sehari-hari.

Contoh yang saya lakukan sebagai bukti cinta saya akan HKBP untuk lingkungan sekitar, dan teman-teman  bahkan di tempat dimana saya banyak menghabiskan waktu sehari-harinya adalah saya selalu berusaha untuk mengajak dan mengingatkan teman-teman saya yang satu gereja di HKBP Sigumpar dulunya untuk beribadah bersama di HKBP di Sudirman setiap minggunya dan bahkan setiap ada event atau hari kebesaran kristiani lainnya. Bukan cuman teman saya kuliah dulu, banyak juga kakak-kaka yang lain yang latarnya gereja di HKBP, yang mana meminta saya untuk memngingatkan mereka agar kami tidak telat untuk ibadah di gereja HKBP.

Saya berusaha untuk membangunkan dan mengajak teman-teman untuk selalu saat teduh saat bangun pagi ataupun saat teduh  di malam hari. Mengucapkan dan menyapa saudara-saudara kita dengan ucapan selamat hari minggu baik melalui sms atau telepon, selagi saya memiliki waktu. Dan kadang-kadang saya juga mengirimkan kepada teman-teman saya yang belum ibadah ayat renungan yang menjadi kotbah untuk minggu tersebut. Karena tindakan tersebut, sebaliknya jika saya tidak mengirimkan atau menyapa mereka, mereka justru yang melakukan hal yang sama kepada saya. Mungkin bagi teman-teman lainnya, itu adalah hal biasa, tapi menurut saya meskipun itu hal biasa, saya senang melakukannya, dan saya bisa membantu teman-teman saya. Dan untuk teman-teman, saya kita bisa melakukan yang lain yang bisa mengajak teman-teman kita untuk beribadah di HKBP.

Berdasarkan kejadian itu, saya jadi teringat dengan semboyan HKBP yang menyatakan Boan Sadanari atau bawa satu orang lagi. Menurut saya, jika banyak jiwa muda-mudi yang sabar mengajak dan menggingatkan teman-temannya, tentunya jumlah muda-mudi yang mau beribadah di HKBP akan semakin banyak.

Saya dengan beberapa teman yang dari kampus DEL dulu berencana yang mau kami wujudkan. Yakni kami ingin membentuk paduan suara yang khusus anak del yang tinggal di daerah Sudirman. Jikalaupun tidak bisa membentuk suatu paduan suara, paling tidak kami ingin membentuk suatu vocal group yang menunjukkan bahwa kami ini sebenarnya cinta sama Tuhan dan HKBP. Alasan kami untuk membentuknya yakni dikarenakan masalah waktu, yang mana saat kami ingin gabung dengan naposo HKBP, kami tidak memiliki waktu yang tepat untuk mengikuti latihan sesuai jadwal yang mereka buat, Karena kami latar belakangnya IT, dan kami semua kerjanya di bagian IT,jadi untuk bisa pulang cepat untuk ikut latihan itu sedikit dikarenakan pulang malam terus. Nah, jika kami bentuk sebuah vocal group, menurut kami waktu latihannya bisa kami sesuaikan dengan teman-teman yang lain.

Menurut saya, artikel ini merupakan langkah pertama bagi saya untuk menunjukkan rasa cinta saya sama HKBP, dan melalui tulisan ini juga, saya berjanji kepada diri saya sendiri, para pembaca, dan Tuhan. Jika saya diberi kesempatan, saya ingin bisa memberikan sesuatu yang berarti yang membawa muda-mudi HKBP menjadi lebih dekat dan senang beribadah di HKBP. Seperti pepatah memngatakan bahwa “Langkah seribu mil selalu diawali dengan satu langkah setiap saat”.  Maksudnya adalah seringkali kita melupakan akan satu hal yang penting ini. Banyak orang  memiliki keinginan bahkan mimpi besar, namun jika mereka tidak memulainya (take action), maka tidak akan pernah ada hasilnya. Semua hal besar selalu dimulai dari hal kecil. Dan semua hal selalu dimulai oleh sebuah tindakan atau aksi. Ketika kita ingin hidup kita lebih baik, kita harus mulai membentuk diri kita terlebih dahulu dengan membekali dengan keahlian dan keterampilan lalu melangkah naik dan terus tumbuh setiap harinya, sehingga langkah kita akan semakin dekat ke pencapaian yang dilakukan.

Jadilah anak-anak bangsa yang ber-Tuhan, baik dan berbudi pekerti. Seperti semboyan yang saya imani sewaktu masih di kampus Politeknik Informatika Del di Sitoluama yakni jadilah anak 3M yakni “Marroha artinya memiliki kasih, Marbisuk artinya bijaksana, dan Mar-Tuhan artinya beriman”. Artinya, selain pintar kita harus memiliki kasih dan juga beriman, karena semuanya itu adalah berkat yang berasal dari Tuhan yang dititipkan kepada kita.
Saya berdoa semoga semua cita-cita kita untuk HKBP ini tercapai.Seperti pernyataan yang menurut saya sangat berarti yaitu “With God's help and with your help, together we can make HKBP to be the candle in this country”. So marilah kita menjadi agen perubahan di muda-mudi HKBP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar