Saya adalah seorang perempuan dari kampung yang mencoba untuk bersaing
di kota Jakarta, berjuang untuk mencari pekerjaan dan melanjutkan pendidikan.
Sulastry Napitupulu, itulah nama yang diberikan kepadaku dan saya berasal dari
kampung Tampahan, Desa Gurgur Aek Raja, Kecamatan Tampahan yang saat ini tinggal
di Jl. Perintis No.13 12910 Karet-Setia Budi, Sudirman, Jakarta Selatan.
Saya senang dan bangga menjadi orang batak dan dilahirkan dari
keluarga yang berasal dari suku Batak. Kebanggaan itu berasal dari nilai
kehidupan yang diajarkan keluarga melalui Bible
dan parsaoran.
Saat ini kita bisa lihat perkembangan suku Batak mengalami
kemajuan; menjadi pemimpin dan pengusaha-pengusaha yang sukses. Akan tetapi, di
dalam gereja meskipun banyak orang batak yang sudah memiliki pengaruh di Negara
ini, justru saat ini HKBP memiliki point-point yang harus dibenahi demi
kemajuan HKBP itu sendiri. Saya juga merasakan hal yang sama di tempat saya
mengikuti ibadah setiap hari minggunya yakni di gereja HKBP Sudirman, Jakarta Selatan.
Saya sangat bangga bahwa ada gereja yang bisa berdiri dan terletak di pusat
kota dan salah satu daerah elit di Jakarta.
Beberapa hal yang perlu
dibenahi berhubungan dengan banyak anak muda-mudi yang dulunya di kampungnya
beribadah di gereja HKBP tetapi setelah mereka menginjakkan kaki ke kota,
mereka justru berubah haluan atau beribadah ke beberapa gereja lainnya hal ini
perlu diperhatikan. Jumlah muda-mudi yang mengikuti ibadah pagi dan sore sedikit
jika dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya. Hal ini dipengaruhi
perkembangan kebudayaan beribadah yang lebih banya bernyanyi sambil
meloncat-loncat dan bertepuk tangan dibandingkan dengan mendengar Firman Tuhan.
Sementara ibadah di HKBP sering dikatakan membosankan, karena monoton dan tidak
girang.
Ada juga anggapan yang
menyatakan bahwa peraturan di HKBP terlalu kaku seperti dalam hal berpakaian.
Kebanyakan kaum pemudi lebih senang menggunakan pakaian seperti ke pesta malam.
Menurut saya, cara berpakaian seseorang dapat mengganggu orang di sekitar kita
atau mungkin saja membuatnya tidak konsentrasi untuk beribadah dan lagipula
sebagai perempuan Batak harus menjunjung tinggi kesopanan dan budaya hormat. Karena kita adalah generasi berikutnya yang
harus menjungjung tinggi kebudayaan dan adat – istiadat kita. Kalau bukan kita,
siapa lagi yang perhatian, ya nggak teman-teman.
Kemudian masih banyak juga
Pendeta HKBP yang belum mampu
memberikan dan menyampaikan isi khotbah mereka dengan jelas ke jemaat apalagi
bagi kaum pemuda. Ada anggapan yang menyatakan banyak pendeta HKBP yang terlalu
lama menjelaskan isi alkitab tersebut tanpa ada pengaplikasiannya dalam
kehidupan jemaat dan komunikasinya hanya satu arah.
Dari ketiga hal di atas, diperlukan kesadaran dari para pemuda untuk
tetap beribadah diperantauan dan orang tua hendaknya tetap mendorong,
memperhatikan dan mengingatkan anaknya dalam beribadah sebab keluarga dan orang
tua itulah wadah yang paling dekat bagi para pemuda untuk membentuk kepribadian
yang baik. Pemaparan ini berdasarkan kecintaan saya kepada HKBP agar setiap
pemuda mau membangun HKBP menjadi lebih baik lagi.
Beberapa bulan setelah saya menginjakkan kaki di
Jakarta ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan naposobulung Sudirman. Akan
tetapi karena kesibukan dan masa penyesuaian saya di kantor tempat saya bekerja
serta di tempat kuliah, menjadi penghalang saya untuk melajutkan bergabung
dengan mereka. Saya hanya bisa bergabung dengan emreka selama satu bulan saja. Dan
rata-rata, hal inilah yang merupakan beberapa contoh penghalang
muda-mudi untuk terlibat dalam aktifitas HKBP yakni kesibukan di Jakarta
ini sangat memakan waktu dan pikiran, hingga kita melupakan hal-hal yang kita
sayangi, cintai atau yang sudah
ditargetkan untuk kita lakukan di gereja kita itu sendiri.
Hampir satu tahun saya menjalani kesibukan saya
sebagai seorang karyawan dan mahasiswa di universitas Bina Nusantara, hal itu
telah membuat saya hampir lupa dengan rasa cinta saya akan HKBP. Akan tetapi
puji Tuhan melalui kejadian menulis artikel ini, akhirnya saya diingatkan
kembali untuk menunjukkan rasa cinta saya akan HKBP.
Jika kita menyadari, ternyata banyak sekali tindakan
yang bisa dilakukan dalam rasa cinta kita akan HKBP, baik dengan menunjukkan
rasa cinta, perhatian, kepedulian, dan pengorbanan ke sesama kita terlebih
dahulu. Akan tetapi, ternyata masih belum banyak bisa saya lakukan untuk itu, Semenjak ketidakaktifan saya di organisasi
naposo, saya menyadari bahwa hal sekecil apapun itu, akan memberikan hasil yang
besar jika kita kerjakan dengan hati yang tulus, Semenjak kejadian itu saya menanamkan
dalam hati saya untuk bertindak terhadap rasa cinta itu, baik itu tindakan yang
kita lakukan adalah hal-hal yang
sederhana di dalam kehidupan saya sehari-hari.
Contoh yang saya lakukan sebagai bukti cinta saya akan
HKBP untuk lingkungan sekitar, dan teman-teman bahkan di tempat dimana saya banyak
menghabiskan waktu sehari-harinya adalah saya selalu berusaha untuk mengajak dan
mengingatkan teman-teman saya yang satu gereja di HKBP Sigumpar dulunya untuk
beribadah bersama di HKBP di Sudirman setiap minggunya dan bahkan setiap ada
event atau hari kebesaran kristiani lainnya. Bukan cuman teman saya kuliah
dulu, banyak juga kakak-kaka yang lain yang latarnya gereja di HKBP, yang mana
meminta saya untuk memngingatkan mereka agar kami tidak telat untuk ibadah di
gereja HKBP.
Saya berusaha untuk membangunkan dan mengajak teman-teman
untuk selalu saat teduh saat bangun pagi ataupun saat teduh di malam hari. Mengucapkan dan menyapa saudara-saudara kita dengan ucapan selamat hari minggu
baik melalui sms atau telepon, selagi saya memiliki waktu. Dan kadang-kadang
saya juga mengirimkan kepada teman-teman saya yang belum ibadah ayat renungan
yang menjadi kotbah untuk minggu tersebut. Karena tindakan tersebut, sebaliknya
jika saya tidak mengirimkan atau menyapa mereka, mereka justru yang melakukan
hal yang sama kepada saya. Mungkin bagi teman-teman lainnya, itu adalah hal
biasa, tapi menurut saya meskipun itu hal biasa, saya senang melakukannya, dan
saya bisa membantu teman-teman saya. Dan untuk teman-teman, saya kita bisa
melakukan yang lain yang bisa mengajak teman-teman kita untuk beribadah di
HKBP.
Berdasarkan kejadian itu, saya jadi teringat dengan
semboyan HKBP yang menyatakan Boan Sadanari atau bawa satu orang lagi. Menurut
saya, jika banyak jiwa muda-mudi yang sabar mengajak dan menggingatkan
teman-temannya, tentunya jumlah muda-mudi yang mau beribadah di HKBP akan
semakin banyak.
Saya dengan beberapa teman yang dari kampus DEL dulu
berencana yang mau kami wujudkan. Yakni kami ingin membentuk paduan suara yang
khusus anak del yang tinggal di daerah Sudirman. Jikalaupun tidak bisa
membentuk suatu paduan suara, paling tidak kami ingin membentuk suatu vocal
group yang menunjukkan bahwa kami ini sebenarnya cinta sama Tuhan dan HKBP. Alasan
kami untuk membentuknya yakni dikarenakan masalah waktu, yang mana saat kami
ingin gabung dengan naposo HKBP, kami tidak memiliki waktu yang tepat untuk
mengikuti latihan sesuai jadwal yang mereka buat, Karena kami latar belakangnya
IT, dan kami semua kerjanya di bagian IT,jadi untuk bisa pulang cepat untuk
ikut latihan itu sedikit dikarenakan pulang malam terus. Nah, jika kami bentuk
sebuah vocal group, menurut kami waktu latihannya bisa kami sesuaikan dengan
teman-teman yang lain.
Menurut saya, artikel ini merupakan langkah pertama bagi
saya untuk menunjukkan rasa cinta saya sama HKBP, dan melalui tulisan ini juga,
saya berjanji kepada diri saya sendiri, para pembaca, dan Tuhan. Jika saya
diberi kesempatan, saya ingin bisa memberikan sesuatu yang berarti yang membawa
muda-mudi HKBP menjadi lebih dekat dan senang beribadah di HKBP. Seperti
pepatah memngatakan bahwa “Langkah seribu mil selalu diawali dengan satu
langkah setiap saat”. Maksudnya adalah seringkali
kita melupakan akan satu hal yang penting ini. Banyak orang memiliki keinginan bahkan mimpi besar, namun
jika mereka tidak memulainya (take action), maka tidak akan pernah ada
hasilnya. Semua hal besar selalu dimulai dari hal kecil. Dan semua hal selalu
dimulai oleh sebuah tindakan atau aksi. Ketika kita ingin hidup kita lebih
baik, kita harus mulai membentuk diri kita terlebih dahulu dengan membekali
dengan keahlian dan keterampilan lalu melangkah naik dan terus tumbuh setiap
harinya, sehingga langkah kita akan semakin dekat ke pencapaian yang dilakukan.
Jadilah anak-anak bangsa yang ber-Tuhan, baik dan berbudi pekerti. Seperti
semboyan yang saya imani sewaktu masih di kampus Politeknik Informatika Del di
Sitoluama yakni jadilah anak 3M yakni “Marroha artinya memiliki kasih,
Marbisuk artinya bijaksana, dan Mar-Tuhan artinya beriman”. Artinya, selain
pintar kita harus memiliki kasih dan juga beriman, karena semuanya itu adalah
berkat yang berasal dari Tuhan yang dititipkan kepada kita.
Saya berdoa semoga semua cita-cita
kita untuk HKBP ini tercapai.Seperti pernyataan yang menurut saya sangat
berarti yaitu “With God's help and with
your help, together we can make HKBP to be the candle in this country”. So marilah kita
menjadi agen perubahan di muda-mudi HKBP.